KERAJAAN SRIWIJAYA

KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim terbesar di kawasan Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya menguasai perairan barat Nusantara sejak abad VII hingga XV M. Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jaya Naga seorang Raja Budhist dari Ranau Sekala Brak.
a.      Kehidupan Politik
Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya semakin luas ketika berhasil mengembangkan politik ekspansinya. Sasarannya adalah daerah-daerah yang strategis bagi dunia perdagangan. Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai negara antarnusa. Sumber-sumber sejarah yang dapat digunakan untuk mengetahui Kerajaan Sriwijaya adalah enam prasasti yang ditemukan di Sumatra Selatan dan satu di Pulau Bangka. Prasasti-prasasti tersebut antara lain :
1)      Prasasti Kedudukan Bukit (683 M), isinya tentang perjalanan suci (Sidhayatra) Dapunta Hyang, dengan membawa 20.000 tentara berangkat dari Minanga Tamwan. Prasasti ini ditemukan di Palembang.
2)      Prasasti Talang Tuo (684 M), isinya tentang pembuatan Taman Srikestra untuk kemakmuran rakyat atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Prasasti ini ditemukan di sebelah barat Palembang.
3)      Prasasti Kota Kapur (686 M), isinya berupa hukuman kepada yang memberontak dan usaha Sriwijaya menaklukkan Bumi Jawa. Prasasti ini ditemukan di Bangka.
4)      Prasasti Telaga Batu (683 M), isinya tentang jabatan raja. Prasasti ini ditemukan di Palembang.
5)      Prasasti Ligor (775 M), di Tanah Genting Kra (Malaysia), isinya menyebut nama Sriwijaya dan Syailendra dengan rajanya Wisnu.
6)      Prasasti Palas Pasemah, berisi penguasaan daerah Lampung dan kutukan bagi yang berbuat jahat. Prasasti ini ditemukan di Lampung Selatan.
7)      Prasasti Karang Birahi, isinya tentang permohonan keselamatan. Prasasti ini ditemukan di Jambi.
b.      Kehidupan Sosial-Ekonomi
Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangannya sebagai kerajaan maritim sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, dan melakukan aktivitas perdagangan. Sriwijaya sebagai pusat perdagangan mendapatkan keuntungan yang besar dari aktivitas itu.
Kemajuan pesat dari Kerajaan Sriwijaya selain karena rajanya cakap, gagah berani, dan bijaksana, juga didukung oleh faktor yang menguntungkan. Faktor-faktor itu, antara lain sebagai berikut :
1)      Letaknya strategis berada pada jalur perdagangan India-Cina.
2)      Sriwijaya telah menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung Malaya, dan Tanah Genting Kra sebagai pusat perdagangan.
3)      Hasil bumi Sriwijaya dan sekitarnya sebagai mata perdagangan yang berharga, terutama rempah-rempah dan emas tersedia banyak.
c.       Aspek Kemunduran Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kemunduran pada akhir abad ke-12. Hal itu dikuatkan oleh kitab sejarah dari Dinasti Sung yang menyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya mengirimkan utusannya yang terakhir pada tahun 1178.
Penyebab kemunduran Kerajaan Sriwijaya, antara lain sebagai berikut :
1)      Berulang kali diserang oleh Kerajaan Colamandala dari India.
2)      Kerajaan taklukan Sriwijaya banyak yang melepaskan diri dari kekuasaannya, misalnya Ligor, Tanah Kra, Jambi, Sunda, dan Kelantan Pahang.
3)      Terdesak oleh perkembangan kerajaan dari Thailand.
4)      Terdesak oleh pengaruh Kerajaan Singasari yang saat itu menjalin kerjasama dengan Kerajaan Melayu di Jambi.
5)      Bandar-bandar dari Sriwijaya banyak yang melepaskan diri.

6)      Tak adanya tokoh yang cakap dan berwibawa untuk memimpin kerajaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU "PEMBALASAN YANG MANIS"

CONTOH PROPOSAL SEDERHANA KEGIATAN DONOR DARAH

KOROSI PADA PAKU